Navigation Menu

Selamat Tahun Baru Hambaku

Banyak diantara mereka yang mengharamkannya
Tidak semua orang gembira menyambutnya
Sebagian kecil orang yang menghalalkannya
Hampir semua orang mengagungkan dan menanti kehadirannya

Padahal,
Fenomenanya bak sebuah pintu untuk dibuka
Ibaratnya tamu yang baru berkunjung malu ke rumah sahabatnya
Misalkan buku dengan sampul mewah, namun isinya belum diketahui baik buruknya

Memang,
Menurut sejarah haramnya didasarkan pada sebuah rekayasa
Menurut aturan menggembirakannya pun sah-sah saja
Menurut kajian halalnya pun tidak perlu difatwakan
yang terpenting, pemaknaannya untuk kebaikan kehidupan

Yang mengharamkan, kan tetap mengacu padanya
Yang menggembirakan, pastinya diguyur hujan dan subuhnya kesiangan
Yang menghalalkan, do'a dan harapan disusun begitu rapi menyongsongnya
dan, yang mengagungkan dan menantikannya,
ada rencana besar untuk segera disiapkan

Sejatinya kita saksikan
Di luar sana Perayaannya sungguh berlebihan, dan wajar untuk diharamkan
Namun, jika dipestakan dengan bakar ikan,
kemudian santap malam bersama yang dicinta itu sah-sah saja
Apalagi, Jika peringatannya diiringi muhasabah untuk perenungan
akan jauh lebih halal dan penuh keberkahan.

Yang Mengharamkan,
Yang Menghalalkan,
Yang Membolehkan
Usahlah didebatkan
Karena Orang-orang berilmu dulunya pun tidak pernah mempermasalahkan

Yang terpenting bagi kita hari ini adalah
semoga Tuhan mengucapkan "Selamat Tahun Baru Hambaku" untuk kita
dan, sumpah-Nya dengan "Waktu" kita renungkan untuk
menapaki kehidupan bersama-Nya dalam cahaya cinta dan Rahman Rahim-Nya.

Faidza faraghta fanshab
Wa ilaa Rabbika farghab!
Jika Satu urusan telah diselesaikan, Maka Selesaikanlah urusan yang lain dengan sungguh-sungguh
Dan, hanya kepada-Nyalah kita semua berharap!

(Mataram, 1 Januari 2015)

0 komentar: