Navigation Menu

Opini Lombok Post 26/05/2012

PENGUMUMAN UN SMA:
ANTARA MIMPI DAN FAKTA DARI SEBUAH PENGAKUAN
Oleh : Usman Jayadi

Sekuntum rindu untuk masa lalu, ketika aku pun seperti kalian.
Menunggu antara kepastian dan ketidakpastian mimpi-mimpi penuh senyuman.
Hari ini berjuta-juta canda dalam bahagia,
Hari ini beribu-ribu tangis dan literan linangan air mata.
Itulah atmosfer dari kekuasaan-Nya yang jangan sampai terlupakan.
Semuanya sudah kodrat untuk memilih dan memilah di antara yang terbaik dan tidak terbaik dari apa yang seharusnya dipilih dan dipilah.
Meraih kemenangan memang mudah, namun mempertahankan kemenangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari mimpi-mimpi penuh harapan
Dan, fakta dari sebuah ketulusan.
----------------------------
Hari ini kita sama-sama menyaksikan betapa getaran jiwa mereka terlintas dari asa antara harga diri dan pertarungan nurani. Harga diri akan merasa terinjak-injak manakala hasil dari sebuah perjuangan mereka harus tertulis dengan kata yang sungguh sangat menyedihkan. Pertarungan nurani juga akan bertanya-tanya tentang hal demikian, hingga akhirnya terlintaslah jawaban apakah malu atau penuh kebanggaan. Semuanya tidak mungkin lepas dari bathin mereka.

Teruntuk adik-adik, putra-putri terbaik bangsa yang hasil dari perjuangan kalian mampu mengobati luka, kecewa, dan durhakanya kalian kepada orang tua. Hari ini kalian mampu membuktikan bahwa kalian telah mempersembahkan yang terbaik untuk diri kalian dan semua orang yang kalian anggap ada. Namun, satu hal yang perlu diingat, bahwa meraih kemenangan itu sungguhlah mudah, akan tetapi mempertahankan kemenangan itu sungguh amat sangat melelahkan. Prestasi sangat mudah digapai, namun mempertahankan prestasi tersebut untuk terus menerus menjadi baik, amat sangat membutuhkan sebuah perjuangan besar. Oleh karena itu, jangan sekali-kali mengotori hasil torehan manis kalian saat ini dengan hal-hal yang tidak ada untungnya sama sekali.

Kepada adik-adik, putri-putri terbaik bangsa yang hasil dari perjuangan kalian harus berakhir dengan kata “maaf”, “kecewa”, “sedih”, dan “sabar”, hari ini kalian mampu mempersembahkan kata-kata yang amat sulit diungkapkan tersebut kepada orang tua kalian, guru-guru kalian, dan orang-orang yang ingin melihat kalian senyum bahagia bersama mereka. Kalian adalah bagian dari sebuah kemenangan yang tertunda, keberhasilan yang harus diperjuangkan lagi, dan butuh sebuah pemahaman berarti untuk menyadari semua yang kalian persembahkan, semua yang kalian usahakan, dan semua yang menjadi harapan kalian adalah perjalanan sejarah untuk menjemput kemenangan yang lebih berharga dan berarti daripada mereka yang dengan sombongnya mengatakan merekalah yang menang.

Kepada semua sekolah yang seratus persen dari putra-putrinya mempersembahkan senyum indah dari pagi hingga berakhirnya sebuah proklamasi kemenangan mereka, melalui tulisan sederhana ini saya berharap jangan sampai kemenangan tersebut menjadi sebuah prestise dari karikatur pembelaan sombong untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya ketika PPDB menjelang. Kemenangan luar biasa ini marilah dijadikan sebagai teladan berharga bahwa sebuah sekolah jika berada di pelosok daerah ini, mampu menandingi luar biasanya sekolah di kota sana, dan yang lebih berat lagi jika sekolah berada di kota, maka ungkapkanlah bahwa sekolah kota mampu memberikan sebuah petuah suci untuk menunjukkan bahwa kemenangan kita adalah bagian dari sebuah perjuangan sejarah yang harus dibenahi.

Yang terhormat kepala sekolah yang siswa-siswinya masih ada yang tidak lulus, maka saatnya kita bertanya dengan mata bathin kita, dosa apakah yang telah dilakukan oleh kita, keburukan apakah yang telah kita torehkan kepada putra-putri kita, dan kebodohan apa yang menjadi belenggu dalam mengangkat citra dan martabat kita. Namun, ini adalah sebuah refleksi real yang harus dijadikan malu untuk kalah, malu untuk tidak berprestasi, dan malu untuk mengulang kesalahan tersebut lagi.

Yang mulia, kepala dinas kabupaten dan kota yang hasil pencapaian peserta UN di daerahnya sempurna 100%, maka jadikanlah bagian dari sebuah penantian panjang tersebut sebagai cerminan sikap mulia untuk terus-menerus berbenah diri, memfasilitasi semua hal yang jangan sampai membuat keburukan di esok hari. Berbenah dengan senyum bahagia meraih kemenangan, bukan meniatkan hal tersebut sebagai sebuah harapan kesombongan.

Yang sangat mulia, kepala dinas kabupaten dan kota yang hasil pencapaian nilai peserta UN di daerahnya masih tidak sempurna, maka sudah saatnyalah bertaubat untuk merenungi bahwa semua ini timbul dari dosa-dosa aneh terhadap diri, sekolah, dan putra-putri daerah di sana. Jangan sampai kegagalan ini menjadi keburukan yang berlarut-larut sehingga mengacuhkan moral dan harga diri yang harus dibayar dengan rugi.

Yang maha luar biasa, penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kepala dinas provinsi yang dengan niat hanya meraih kemenangan dan keperkasaan sejati, hari ini harapan tersebut telah terbukti dengan nyata bahwa perjuangan dan  kepercayaan pemerintah daerah kita kepada Anda sudah mengobati luka mendalam pada prestasi tahun-tahun sebelumnya. Mereka yang besar adalah mereka yang terlahir dari budi, bukan niat suci untuk merelakan dan membangga-banggakan prestasi saat ini. Sekali lagi, sebuah apresiasi luar biasa dan mudah-mudahan di jenjang SMP/MTs, SD/MI nanti prestasi kembali terukir lagi.

Sebelum saya akhiri tulisan sederhana ini, sekali lagi marilah kita jadikan pencapaian prestasi kita hari menjadi bias abadi dari mimpi-mimpi indah kita dari tahun-tahun sebelumnya untuk lebih memperbaiki diri sehingga mulai tahun ini prestasi demi prestasi selayaknya terukir dengan sebuah kata “syukur”. Menjadi barometer fakta “jujur”, menjadi asset berharga sehingga prestasi tersebut mampu kita ukur.

Untuk pejuang-pejuang bangsa yang sedang bergembira ria, perjalanan masih panjang dan jangan sampai kemenangan ini menjadikan kalian tertidur lelap dalam kesombongan sehingga melupakan kewajiban berharga untuk mempersembahkan yang terindah bagi pertiwi tercinta. Kalian adalah investasi negerinya para orang-orang baik, jangan sampai terprovokasi dengan orang yang tidak baik. Berpikirlah realistis untuk perjuangan masa depan, karena negeri ini memburu manusia-manusia baik demi terwujudnya sebuah visi, “Menjemput Emas dari Prestasi Generasi Saat Ini.” Oleh karena itu, sembahkanlah sujud syukurmu kepada Tuhan dan jangan sampai lupa bahwa prestasimu hari ini adalah sebuah penghargaan mulia dari Dia yang Maha Memberikan Kebaikan. Semoga sukses…!!!


Tertutuplah sedih karena kebahagiaan itu, terantai sudahlah resah karena kegagalan itu. Namun, semuanya hanya semu dan harus dipertanyakan kembali dari mana keberhasilan dan kekalahan itu…??? Kita pun harus bertanya, kemenangan dan kegagalan hari ini apakah hanya mimpi atau fakta dari sebuah pengakuan kepada Tuhan Yang Maha Luar Biasa itu, bukan kepada mereka yang hanya ingin berlari tanpa tanggungjawab untuk sebuah kemenangan dan keberhasilan…

0 komentar: